Sumber : http://www.crystalinks.com/microbes.html |
Pada postingan sebelum-sebelumnya kita sudah pernah membahas tentang
pengertian mikroorganisme yang jumlahnya sangat banyak dan tersebar diberbagai
tempat selain itu kita juga sudah pernah menyinggung tentang mikroba yang
jenisnya sangat beraneka ragam, lantas pertanyaannya sekarang bagaimana para
peneliti dapat membedakan antara jenis mikroba yang satu dengan mikroba yang
lainnya sehingga dapat memanfaatkannya sesuai dengan jenis dan sifat-sifatnya
masing-masing? tentunya terdapat suatu cara yang dapat digunakan nah caranya disebut
dengan identifikasi mikroba, adapun untuk penjelasan lebih lanjut mengenai
identifikasi mikroba khususnya dengan metode pewarnaan gram, bagi teman-teman
yang penasaran silahkan lanjut membaca potingan admin kali ini.
Pengertian Identifikasi Mikroba dengan Metode Pewarnaan Gram
Identifikasi mikroba adalah suatu proses yang bertujuan untuk mengetahui bentuk, sifat-sifat maupun morfologi dari sauatu mikroba atau dengan kata lain untuk memperlihatkan bagian-bagian sel mikroba. Identifikasi mikroba dapat dilakukan dengan metode pewarnaan gram. Metode pewarnaan gram adalah suatu teknik atau metode pewarnaan yang paling luas digunakan untuk identifikasi bakteri. Metode ini merupakan metode pewarnaan diferensial yang menggunakan lebih dari satu zat warna. Metode Pewarnaan gram adalah salah satu metode yang bertujuan untuk mengidentfikiasi mikroba berdasarkan kemampuannya dalam menyerap zat warna. Metode ini merupakan salah satu teknik pewarnaan yang paling sering digunakan dalam mengidentifikasi bakteri. Pada metode ini, olesan bakteri yang telah difiksasi dikenai larutan-larutan zat warna seperti kristal violet, larutan yodium, larutan akohol, dan zat pewarnaan tandinganya berupa zat warna safranin atau air fucshin. Bakteri yang telah diwarnai dengan metode ini terbagi menjadi dua kelompok yaitu, bakteri gram positf dan bakteri gram negatif. Pada bakteri garam positif, bakteri akan mempertahankan zat warna kristal violet karenanya akan tampak berwarna ungu tua di bawah mikroskop. Sedangkan bakteri gram negatif akan kehilangan zat warna kristal violet setelah dicuci dengan alkohol dan akan mengikat zat pewarna tandingnya yaitu safranin dan akan tampak berwarna merah pada pengamatan dengan mikroskop, dimana perbedaan pengikatan zat warna ini di sebabkan oleh perbedaan komponen penyusun dinding selnya.
Bakteri Gram Postif dan Negatif
Sumber : http://laboratoryinfo.com |
Berikut akan dijelaskan lebih lanjut mengenai bakteri gram postif dan negatif termasuk struktur dinding sel, ciri-ciri beserta contohnya masing-masing :
Bakteri gram positif adalah bakteri yang dinding selnya mengandung banyak peptidoglikan dan kandungan lipidnya rendah sekitar 1-4%. Alkohol dapat melunturkan lipid pada dinding sel bakteri, sehingga saat pencucian dengan alkohol, pada bakteri gram positif tidak terlalu banyak lipid yang luntur dari dinding selnya sehingga pori-pori yag terbentuk tidak terlalu banyak dan bakteri dapat mengikat zat warna utama (kristal violet) yang akan membentuk ikatan mg-Ribonucleid acid pada membran/dinding sel bakteri dan membentuk kompleks mg-Ribonucleid acid- crystal violet yang tidak luntur dengan alkohol. Bakteri gram positif memiliki ciri-ciri diantaranya struktur dinding selnya yang tebal, sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal atau monolayer, mengandung lipid dalam jumlah yang sedikit, mengandung asam tekoat, rentan terhadap penisilin, komposisi nutrisi yang dibutuhkan lebih rumit dan lebih resisten terhadap gangguan fisik dari pada bakteri gram negatif, serta dapat membentuk toksin yaitu eksotoksin dan endotoksin. Contoh bakteri gram positif ialah Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, dan Clostridium perfringens.
Bakteri gram negatif
adalah bakteri yang dinding selnya tidak mengandung banyak peptidoglikan namun
kandungan lipidnya tinggi sekitar 11-22%. Pada saat pencucian dengan alkohol
lipid dapat dilunturkan dari dinding sel bakteri membentuk pori-pori yang besar
sehingga bakteri tidak dapat mempertahankan zat warna utama tapi akan mengikat
warna pada saat penambahan zat warna sekunder (safranin) dan tampak berwarna
merah pada mikroskop. Bakteri gram negatif memiliki ciri-ciri diantaranya struktur dinding selnya yang tipis, sekitar 10 – 15 mm, berlapis tiga atau
multilayer. mengandung lemak dalam
jumlah yang banyak, tidak mengandung asam tekoat, kurang rentan terhadap senyawa penisilin, komposisi nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana, tidak resisten terhadap gangguan fisik, dan
dapat membentuk toksin yaitu endotoksin. Contoh
bakteri gram negatif ialah Escherichia coli, Rhizobium leguminosarum, Neisseria gonorrhoeae,
Haemophilus influenzae, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhi, dan
Helicobacter pylori.
Jenis-jenis Larutan dalam Pewarnaan Gram
Berikut akan
dijelaskan mengenai jenis-jenis larutan yang digunakan dalam pewarnaan gram lengkap
dengan fungsinya masing-masing, selamat membaca :
1.
Kristal
VioletSumber : https://www.homesciencetools.com |
Pertama
ada kristal violet yang berfungsi sebagai zat warna utama. Zat warna ini bekerja dengan cara membentuk ikatan mg-Ribonucleid acid pada membran atau
dinding sel bakteri sehingga membentuk kompleks mg-Ribonucleid acid-crystal
violet pada bakteri gram positif. Kompleks mg-Ribonucleid acid-crystal violet
merupakan senyawa yang tidak luntur meskipun telah dibilas dengan alkohol, oleh
karena itu zat warna ini dapat digunakan untuk membedakan bakteri gram positif
dan negatif.
2.
Iodin
Sumber : http://www.sihatselalu.com.my
Pada pewarnaan gram iodin berfungsi
sebagai penstabil (stabilizer) dan penguat ikatan zat warna oleh bakteri. Iodin bekerja dengan cara memperkuat
ikatan pada kompleks mg-Ribonucleid acid sehingga zat
warna utama dapat membentuk kristal violet yang besar dalam lapisan
peptidoglikan dinding bakteri. Dalam hal ini, apabila bakteri yang dicobakan
merupakan bakteri gram negatif yang memiliki lapisan peptidoglikan yang tipis,
maka kristal violet tersebut hanya akan menempel pada membran lipid. Sedangkan
jika bakteri yang dicobakan merupakan bakteri gram positif maka kristal violet akan
tertanam lebih dalam karena peptidoglikannya yang tebal.
3. Alkohol
Sumber : Data Primer Mikrobiologi Umum 2017 |
4.
Safranin
Sumber : http://www.polysciences.com
Safranin merupakan zat warna tandingan atau pewarna
skunder yang digunakan dalam metode pewarnaan gram. Safranin bekerja dengan
cara mewarnai sel-sel bakteri yang telah
kehilangan warna utama setelah luruh nya kompleks mg-Ribonucleid
acid-crystal violet dari dinding sel bakteri gram negatif akibat penambahan
alkohol, safranin dapat berikatan dengan
komponen dinding sel bakteri dalam waktu singkat mennyebabkan sel bakteri
kembali berwarna namun dengan warna yang berbeda yaitu merah.
5. Aquades
Sumber : https://www.sanismart.de |
DAFTAR PUSTAKA
Hafsan, dkk. 2015. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Makassar : Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar.
Pelczar, M. J. 2007. Dasar - Dasar
Mikrobiologi. Jakarta : UI Press.
Setyaningsih, M. dan Susilo. 2015. Mikrobiologi Dasar. Jakarta :
Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Makasih infonyaa
BalasHapusGood
BalasHapus